By Henny Subagio, TV 3 INDONESIA –Bola panas kasus ijasah palsu Jokowi masih berada di atas rating tertinggi bila di banding dengan kasus kasus lain, yang lebih sexy yang terus di ungkap kejaksaan dan KPK,kepergin presiden ke berbagai negara pun tak bgitu menggigit perhatian publik.
Jokowi yang sedang sakit akibat tekanan sosial dan politik merasa dirinya di Down Grade, turun nya reputasi politik karena satu persatu orang orang terdekatnya mundur teratur. Begitupun dengan kualisi gemuk ,banyak partai yg dulu memeluknya tak bergeming ,bungkam tak bereaksi tak berani unjuk gigi dan bicara depan media dibiarkan Jokowi sunyi seorang diri dalam kesepian.
Padahal kasus ini sederhana, hak publik harus di jawab tinggal kasih unjuk pisik nya saja ini lho ! Ijasah saya! Tapi publik tak pernah liat sampe detik ini. Walau kuasa hukum Jokowi memastikan dan meyakini nanti akan di perlihatkan di muka pengadilan, memang seakan akan ini untuk menggiring opini publik Jokowi berada diatas RIDING THE WAVE bermain di atas ombak dan badai yg tengah bergelombang.
Sengaja ini di ulur ulur demi mempertahankan legitimasi mungkin hingga lima tahun kedepan.Seperti halnya warisan kasus hampir lima puluh tahun lamanya yang tak kalah gaduhnya kasus tanah YPMII dengan Kementerian sengaja di mainkan di atas panggung. Sekalipun Kementerian sudah mengakui bahwa ypmii sah memiliki alas hak atas tanah. Jaringan lama terus mainkan teori konspirasi demi kuasai status quo fisik tanah yang terus berkelanjutan genggam kuasai eksekusi tanah mungkin hingga akhir jaman.
Politik emang kotor dan politik tak pernah tidur apalagi untuk pensiun .Selama negri ini ada dan dunia ini masih di huni manusia maka politik akan terus menari nari di atas panggung demi membungkus kebijakan kebijakan demi kepentingan kelompok penguasa .
Mungkin _DOWN GRADE_ yg tengah di rasakan oleh Jokowi tak seberapa tragis dan dramatis bila di banding hak ypmii yg telah sengaja di mutilasi ,bukan hanya hak perdata yayasannya tapi juga hak hidup pendiri tokoh ypmii jaringan lama berhasil sukses merekayasa hukum dengan pembunuhan berencana karena tokoh itu mati dalam penjara sebelum kebebasan tiba puluhan tahun lalu yang tak mampu diangkat jadi konsumsi publik karena semua media kala itu di bungkam habis .
Tak hanya itu seluruh unsur dan elemen hukum sudah TSM menggurita hingga ypmii tak lagi mampu hidup bahkan di mutilasi.Ini fakta nyata bukan hoax dan bisa di pertanggung jawabkan satu frekuensi yang sama dengan pejuang pejuang kebenaran hnya ingin tegakkan KEJUJURAN dan KEBENARAN di negri ini. Sebanyak apa jadinya bila terus menerus kebohongan jadi raja yang di elu elukan tentu merusak tatanan moral ini bukan pembelajaran pada generasi penerus bahwa negeri yang beradab harus mendidik politik dengan kebenaran sejati.
Tapi sayangnya kini tengah ngetrend kebenaran di ubah jadi kebenaran BARU seperti yg di katakan Dr Dahlan Iskan, KEBENARAN saja tak cukup di ganti dengan KEBENARAN BARU. Munculnya kebenaran baru di media sosial begitu lautan persepsi persepsi hingga memunculkan framing hasil dari asumsi asumsi buzer yang di ulang ulang media sosial hingga menjadi KEBENARAN BARU.
Sungguh miris situasi sosial dan ekonomi yang tak baik baik saja menambah panjang tekanan batin yang tengah di alami ibu Pertiwi. Masa ada waktunya dan waktu ada masanya .Tali saja ada ujungnya .Kita berharap dan berdoa semoga badai yang belum berakhir ini akan terjawab oleh alam semesta yang terus bergerak walau tak terlihat oleh mata akan indah pada waktunya.
