By HENNY SUBAGIO, TV 3 INDONESIA ~ “Kulihat ibu Pertiwi sedang bersusah hati airmatanya berlinang menyimpan intannya kan terkenang, Hutan, gunung ,sawah lautan simpanan kekayaan, kini ibu sedang susah, merintih ,dan berdoa….. ( lagu ciptaan Ismail Marjuki). Lagu ini sungguh tersayat sayat sembilu ,kita rasakan fenomena negri tercinta bahwa ibu Pertiwi belum bahagia sesuai yang di harapkan bangsa. Tak bisa di pungkiri tahun ini bukan hanya Indonesia saja yang sedang menangis. Krisis global mendunia di hampir seluruh negara berkembang alami hal yang sama. Perubahan iklim ekstrem yang di alami membuat alam murka dengan terjadinya banyak musibah. Gempa bumi di Rusia, baru baru ini Jepang juga berdampak tapi lebih siap untuk hadapi musibah alam .Pergerakan tanah terjadi di mana- mana banjir bandang yang membuat produksi pertanian alami kerusakan masiv. Sehingga produksi panen menurun,ini hampir terjadi di berbagai negara.Sehingga mensiasati dengan menyelamatkan ketahanan pangan dalam negeri daripada ekspor keluar negeri. Kompleksitas bagi pemangku kebijakan,harus kerja cerdas,kerja cerdik ,dalam menghadapi Krisis global .Defisit anggaran membuat para pemimpin daerah harus cerdas turunkan kebijakan pro rakyat ,agar tak menimbulkan keresahan publik .Seperti yang terjadi ,gelombang protes yang terjadi di Pati kemarin Bupati menaikan pajak 250% memunculkan rakyat marah .Peristiwa bersejarah di Pati semestinya menjadi pelajaran berharga bagi daerah lain.Bahwa rakyat tak boleh di LAWAN .Jika semesta mengiringi jeritan hati rakyat ,takkan bisa pemimpin sehebat apapun ,pasti akan jatuh.Memang berat AMANAH yang di pikul diatas pundak pemerintah ,segala cara jitu kebijakan harus di lakukan demi menyelamatkan baik ketahanan pangan , dan harus menarik simpati publik .Harus mencari tau apa yg di inginkan rakyat.Ya ,padahal mainsed emak emak di kampung yang ga ngerti apa itu dinamika politik,sebenarnya gampang .Cukupi sandang pangan murah.Beras ada dengan harga terjangkau,susu bisa terbeli,sekolah gratis.Emak emak menunggu janji kampanye Prabowo ,bukan hanya OMON OMON ,modal omong doang! Emang ini serba di LEMATIS .Di belakang layar yang tak di ketahui emak emak di kampung ,pemerintah seperti” maju kena mundurpun kena”. Seperti ada kekuatan besar yang tak mampu di atasi ,yang klau frontal ,akan berdampak efek domino,menimbulkan sentimen negatif yang akan jadi senjata makan tuan.Mungkin yang kini sedang di gulirkan politik alon Alon asal kelakon”. Slow but sure!
Korupsi yg masih masiv merajalela di sebut maksimal oleh pengguna media sosial ini jadi cambuk bagi pemerintah .Publik banyak yang meragukan komitmen Prabowo untuk memberantas korupsi. Suasana tekanan sosial ,bahwa elite politik masih memanfaatkan kekuasaan demi menyelamatkan kroni kroni untuk kepentingan pribadi .Sentimen ini di perparah oleh persepsi bahwa penegakan hukum kita masih lemah,ini memunculkan ,rasa cemas ,rasa frustasi yang tumpah ruah di media sosial. Bisa kita lihat gambar2, tak etis di tayangkan dengan bantuan AI ,gambar wajah pejabat yg korup dengan ilustrasi TIKUS TIKUS kotor dgn tumpukan uang berserakan ,ini fenomena kesehatan jiwa publik yang terganggu ,rasa frustasi ,di tuangkan dalam gambar yang membuat perut jadi mual dan muntah.Gambaran mencekam terjadi dengan politik digital ,dan partisipasi masyarakat ,media sosial terus memproduksi tayangan konten2, ini menjadi alat ampuh untuk membentuk menggiring opini publik.
Polarisasi masyarakat ,diadakannya diskusi politik di banyak podcast dan media sosial lainnya sering kali menjadi perdebatan panjang ,emosional, mempertahankan dalil dalil yang tak boleh terbantahkan ,dengan narasi pesimisme tentang masa depan politik Indonesia .Generasi muda yang semakin vokal dalan mengkritik pemerintah ,lewat demontrasi , ungkapkan kemarahan ,dan di perparah dengan adanya PHK di sana sini ,karena industri lebih mengutamakan robot dan bantuan tehnologi canggih ,dengan kalkulasi matang ,agar biaya produksi bisa di tekan ,dengan memberdayakan robot daripada manusia .Kini menjadi PR berat bukan hanya pemerintah ,yang tergabung dalam Trias politica ,eksekutif ,legislatif ,dan yudikatif ,harus kerja cerdas ,kerja cakap ,bahwa krisis global mendunia ini jadi musuh bersama .Di butuhkan ide n gagasan baru untuk mengatasi problema negara .Bahwa gelombang protes ,baik mahasiswa ,atau civil sosiety melalui media sosial harus harus di tanggapi positif.Di balik gelombang protes publik ,menunjukkan bahwa demokrasi sesungguhnya masih kita gantungkan ekspektasi ke pundak pemerintah.Masih ada sinar mentari pagi yang akan menerangi bumi Indonesia .Tuhan saja tak bosan bosannya merubah pagi berganti malam .Semua ada masanya,dan masa ada waktunya .