Perkembangan Teknologi,Judi Online semakin merajalela
Oleh Henny Subagio~ Berita terupdate yang kita dengar jadi bola panas adalah rekaman pembicaraan yg beredar di media sosial dari pejabat Mentri Koperasi yang menyudutkan nama partai politik, bahwa pejabat itu tuduh partai berwarna merah minta jatah banyak dari Judol (Judi Online) hingga membuat ketua DPR angkat bicara di media televisi agar pejabat itu mengklarifikasi jangan sembarang asal nuduh.
Ini bukan soal adu debat kusir benar dan salah ini fokus Judol, yang hingga kini Menkomdigi harus kerja keras untuk memberantas Judol ini. Karena ini selalu menggoda menggiurkan dan membuat kecanduan, hingga sampai ke negara Thailand dan Kamboja yang baru baru ini pihak berwajib banyak melakukan penangkapan para pelaku kejahatan ini melibatkan WNI.
Judi telah ada sejak jaman kuno, Jaman kerajaan Majapahit dan kerajaan Sriwijaya. Ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Judi di gunakan sebagai sarana untuk menghibur diri, bisa meningkatkan pendapatan bahkan sebagai bagian dari ritual keagamaan. Dulu terdengar namanya togel,lotre ini kisah nyata penuh kenangan, Kini hilang karena koran pos kota tergerus oleh transformasi digital.
Dulu ketika ayah wartawan poskota plus kartunis tiap hari harus setor gambar yg isinya kritik sosial dengan sket lukisan OM KEQI .Peminat pembaca poskota selalu melirik di pojok kolom om KEQI .Bila ayah tak sempat antar gambar ini karena harus liput keluar kota. Maka sayalah yg antar ke kantor redaksi poskota di jalan gajah Mada kota. Tiap hari di kejar dead line dengan menyertakan di pojok kolom itu nomor kolom.
Anehnya nomor inilah yg di tunggu tunggu para pembaca yang kebanyakan peminatnya kalangan menengah kebawah. Memang poskota membidik pasar masyarakat bawahlah baik tukang beca,ojek sepeda,sopir bemo, oplet,bis selalu menunggu nomor yg di tulis ayah. Padahal si kartunisnya sendiri tak tau kalau nomor itu di jadikan ajang judi.
Suatu hari datanglah tamu yang tak di kenal sebelumnya mengantar bingkisan makanan dan parcel buah2an sebagai ucapan terima kasih berkat nomor di pojok OM KEQI itulah keberuntungan datang .Tamu yg tukang Beca mendapat lotre beneran, Singkat kata tukang Beca ini berhenti ngegeos Beca karena dari menang lotre bisa untuk merubah nasib dengan berdagang. Tapi ini tak bertahan lama, Om KEQI di protes oleh bandar judi agar tak lagi menyertakan nomor di pojok kolom OM KEQI karena bisa tekor bandar judi.
Judi emang selalu menggiurkan bagi lelaki yang suka berspekulasi .Godaan lain selain judi biasanya perempuan cantik juga tahta. Ketika terlena lelaki tak sadar bahwa itu semua dapat merusak sendi sendi kehidupan .Banyak lagu di dendangkan bahwa judi bisa bikin mabok kepayang rumah tangga berantakan cerai berai, bahkan ada yg nekad bunuh diri, Akibat kalah judi tapi harus bayar utang se gunung karena tadinya yakin kalau akan menang judi.
Begitu tragisnya dampak negatif dari judi, dalam sejarah kerajaan Islam seperti kerajaan Demak dan kerajaan Mataram Islam,judipun telah ada banyak pemuka agama dalam dakwah ceramahnya agar tak tergiur dengan janji palsu judi karena ini perbuatan yang melanggar norma norma ajaran Islam dan telah di atur dalam hukum syariat Islam.
Kita flasback jaman kolonial Belanda, judi lebih terorganisir telah di atur oleh pemerintah kolonial. Bisa kita liat di film-film kolosal, ada perjudian dikalangan kaum intelelek dengan noni-noni wanita penghibur dengan sajian minuman wiski dll. Kini era digital sungguh perbedaan menyolok pada judi jaman dulu dengan Judol yg amat signifikan, Jaman dulu di lakukan secara langsung, seperti CASINO (tempat judi) rolet atau melalui permainan tradisional antara BERUNTUNG atau APES.Seperti yg dulu ada di kolom pojok poskota (om KEQI).
Kalau Judol di lakukan melalui internet dan platform digital. Judi jaman dulu memerlukan kehadiran fisik seperti komunitas tukang Beca saling berkumpul ,sopir2 berkumpul harus hadir di tempat judi. Budaya judipun di pedalaman Bali masih di lakukan dengan hewan ayam jago (sabung ayam).Biasanya utk lebih semarak diiringi minuman keras mabuk2an, sedangkan judol dapat di akses dari mana saja dengan koneksi internet Jaman dulu memiliki permainan.
Jaman dulu kita hanya memiliki permainan terbatas misalnya kartu,dadu ,mesin slot . Judol menawarkan berbagai jenis permainan POKER, ,SLOT online. Taruhan dalam arena olah raga dan lain lain, transaksi jaman dulupun beda gunakan uang tunai dan metode pembayaran tradisional kalau judol menggunakan metode pembayaran digital M banking E walet atau criptocurrency. ANONMITAS.
Judol memungkinkan pemain untuk bermain secara anonim sedangkan jaman dulu memerlukan transaksi langsung dengan orang lain, maka bnyak peristiwa berdarah darah karena saling bunuh2an karena kalah judi.Judol memiliki resiko yg lebih tinggi, karena pemain dapat dengan mudah mengakses judi tanpa kontrol yang ketat.Sedangkan judol memilki regulasi yg lebih kompleks dan sering kali tak terjangkau oleh penegak hukum.
Penulis : Henny Subagio
Baca Juga : Mengupas Ulas Tuntas Pendidikan oleh Henny Subagio